Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terlengkap, Inilah Daftar Destinasi Wisata Kabupaten Konawe Kepulauan

PROFIL KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Nama Entitas : Kabupaten Konawe Kepulauan
Tanggal Terbentuk : 15 Mei 2013
Dasar Pembentukan : Undang-Undang No 13 Tahun 2013
Luas Wilayah : 867,58 Km2
Ibukota : Langara
Kecamatan  : 7 (Tujuh)
Desa : 96
Alamat Kantor Bupati : Jl. Poros Langara Lampeapi, Kelurahan Langara, Kecamatan Wawonii Barat

Kabupaten Konawe Kepulauan adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan ibukota Langara, yang terletak di kecamatan Wawonii Barat. Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Konawe yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 12 April 2013 di gedung DPR RI tentang Rancangan Undang-undang Daerah Otonomi Baru. 

Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) pemekaran dari Kabupaten Konawe dan berada dalam gugusan pulau-pulau di bagian Timur Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di sebalah utara Pulau Buton. Posisi wilayah sangat strategis karena perairan lautnya dilalui oleh jalur pelayaran kawasan Timur dan Barat Indonesia, berada pada kawasan yang sangat potensial yakni diapit oleh Laut Banda dan Selat Buton yang memiliki potensi sumber daya keragaman hayati kelautan dan perikanan.

BATAS BATAS:

>Sebelah utara berbatasan dengan Laut Banda
>Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
>Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Wawoni
>Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Wawoni

INFO GEOGRAFIS

Kabupaten Konawe Kepulauan secara geografis berbatasan dengan Selat Wawonii di sebelah utara dan barat, Laut Banda di sebelah timur, serta Selat Buton di sebelah selatan. Luas wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah sekitar 1.513,98 kilometer persegi yang terdiri dari daratan seluas 867,58 kilometer persegi, perairan seluas 646,40 kilometer persegi, dan garis pantai sepanjang 178 kilometer.

AKSESBILITAS 

Konawe Kepulauan saat ini memiliki dua pelabuhan fery. Pelabuhan Fery Langara yang berada di Ibu Kota Kabupaten, Langara. Dari Kota Kendari, dapat ditempuh selama 3 jam menggunakan kapal Fery atau kapal tradisional. Berikutnya pelabuhan rakyat sawapatani kapal Ferry rute Sawaea – Labuan yang berada di Desa Sawapatani Kecamatan Wawonii Selatan, dapat ditempuh selama 3 jam. 

Kedua pintu masuk pulau wawonii dapat memudahkan para wisatawan dalam mengelola waktu perjalanan. Dengan dibukanya pelabuhan fery sawaea – Labuan memungkinkan wisatawa dari pulau Buton, Pulau Muna dan Konawe Selatan untuk berkunjung. 

AKOMODASI

Wisatawan dapat menghabisakan waktu selama seminggu untuk mengunjungi daya tarik wisata pulau wawonii. Di Langara terdapat beberapa penginapan, Villa, wisma dan Hotel yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan selama di Konawe Kepulauan. 

TEMPAT WISATA DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Laguna Tanjung Batu

Wisata Tanjung Batu merupakan satu di antara destinasi menarik di Kabupaten Konawe Kepulauan, berada di Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat. Mayoritas penduduk di desa ini adalah Suku Bajo dengan rumah-rumah terapung yang ikonik. Berderet rapi dengan penyangga-penyangga kokoh yang menopang dinding dan lantai, seakan memberi kesan soliditas seperti halnya kerukunan warganya. Destinasi wisata yang menjadi andalan di desa ini adalah Batu Belah. Destinasi ini menjadi primadona terutama bagi masyarakat Konawe Kepulauan dan sekitarnya. Keindahannya yang natural adalah alasannya. Lokasi desa wisata ini terletak persis di tengah-tengah kota, karena itu tak perlu energi serius untuk menyambangi Destinasi Batu Belah. 

Perkampungan Suku Bajo

Wisata Perkampungan Suku Bajo merupakan tempat wisata yang tak hanya menjual keindahan alam, tetapi juga sosial budaya. Sebanyak hampir 99 persen masyarakatnya adalah Suku Bajo, dan sekitar 60 persen wilayahnya adalah perairan, selebihnya hanyalah jalan, karena itu nyaris semua aktivitas dilakukan di atas perahu atau sampan, seperti memancing dan memukat. Perkampungan Suku Bajo telah menjadi desa wisata, tidak lain karena didiami oleh mayoritas Suku Bajo itu sendiri. Berbekal dari aktivitas yang terhindar dari pengrusakan lingkungan, desa ini juga menawarkan sejumlah aktivitas wisata. salah satunya wisata mangrove atau bakau. Desa ini terletak di Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Batu Belah Tengkera

Di Desa Nambo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, terdapat sebuah wisata yang dikenal dengan nama Pantai Tengkera. Pantai ini memiliki pasir putih dengan panorama barisan tebing cadas, batu belah, deretan pohon kelapa dan terumbu karang yang belum terjamah. 
Ajaibnya, di kawasan Pantai Tengkera terdapat celah batu yang digenangi air hingga membentuk sebuah telaga, yang diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 3 meter karena kejernihan airnya dapat terlihat hingga ke dasarnya. Namun, kawasan ini agak riskan untuk dijamah, terutama karena keberadaannya persis di sebuah lembah yang diapit oleh dua dinding tebing raksasa. Menggunakan pemandu dari warga sekitar sangat disarankan.

Kali Biru Mosolo

Di pedalaman hutan Konawe Kepulauan, tepatnya di Desa Mosolo, Kecamatan Wawonii Tenggara, terdapat satu permandian yang betul-betul menyatu dengan alam di mana rerimbun pohon-pohon tua masih demikian kokoh menjulang tinggi, yakni Kali Biru Mosolo. Nama destinasi ini terinspirasi dari nama desa setempet: Mosolo. Namun, sebagian masyarakat juga seringkali menyebut Kali Biru Mosolo dengan Lakandara, yang berarti air yang benar-benar bening pula bersih. Permandian ini merupakan palung-palung sungai yang akibat kondisi alam menjadikannya menyerupai sebuah kolam dengan kedalaman yang tidak seberapa. Karena itu, kali ini menjadi tempat aman terutama dasar sungainya berupa pasir yang menyelimuti bebatuan. Selain berenang, di bibir sungai dapat pula didirikan tenda untuk bersantai sambil menghirup udara yang samasekali belum tercemar. Untuk mendatangi tempat ini, disarankan agar memilih waktu-waktu di mana intensitas hujan tidak begitu tinggi, karena di waktu-waktu tersebut air Kali Biru Mosolo akan mengeruh. Jarak tempuh ke tempat ini tidak begitu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 1.5 jam perjalanan dari Kota Langara menuju Desa Mosolo, sebelum menyusuri jalan pertanian hingga tiba di kawasan Kali Biru Mosolo.

Gua Muliuano

Gua Muliuano merupakan tempat wisata yang tentu sangat digemari para petualang, sebab perjalanan menuju tempat ini memerlukan waktu dan energi yang serius. Seperti menyusur sungai, mendaki bukit dan menaklukkan tebing-tebing; sebelum benar-benar tiba di hadapan Gua Muliuano. Perjalanan menuju gua ini diperkirakan memakan waktu selama 1 jam, atau sekitar 3 Km. Gua Muliuano terletak di Desa Labeau, Kecamatan Wawonii Utara, Sulawesi Tenggara. Objek wisata ini dikelilingi hutan dan rerimbun pepohonan. Di dalam gua, terdapat ruang-ruang dan aliran air yang menyelinap keluar dari celah-celah bebatuan, menjadi satu-satunya sumber pertanian warga setempat. Tak hanya itu, gua ini juga menjadi habitat sekawanan hewan, seperti udang, ikan dan kelelawar.

Batu Belah Tanjung Batu 

Batu Belah Tanjung Batu terletak di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat, Sulawesi Tenggara. Nama destinasi wisata ini berasald dari sebuah cekungan yang tercipta di antara dua batu karang raksasa yang kecoklatan, dengan panjang sekitar 20 meter dan lebar antara 2 hingga 4 meter. Cekungan tersebut kemudian terisi oleh air, yang merupakan perpaduan antara air laut dan air tawar, sehingga membentuk sebuah danau. Kondisinya pun masih demikian alami, terbukti dari jernihnya air di celah batu hingga menghasilkan perpaduan warna hijau kebiruan. Sementara itu, di sekitar Batu Belah Tanjung Batu terdapat pepohonan besar dengan daun yang cukup lebat, sehingga pengunjung bisa dengan leluasa berteduh, berlindung dari teriknya sinar matahari. Lokasi wisata ini sekitar 5 Km dari Kota Langara, Ibu Kota Kabupaten, karena itu waktu tempuh tidaklah begitu berarti, sekurang-kurangnya memakan waktu 15 hingga 20 menit.

Benteng Watuntinapi

Benteng Watuntinapi terletak di Desa Tangkobuono, Kecamatan Wawonii Timur Laut, Sulawesi Tenggara. Watuntinapi merupakan bahasa daerah Wawonii, yang berarti batu yang disusun. Ada pula yang menganggap sebagai batu yang telah tersusun. 
Kawasan Benteng ini diyakini sebagai jejak kerajaan yang didiami oleh orang-orang suku Tangkombuno, sebagai “suku asli” Pulau Wawonii. Benteng Watuntinapi merupakan objek sejarah yang keberadaannya memang menarik. Susunan batu yang rapi menjadi pesona yang tak terbantahkan. Jarak tempuh untuk ke wisata sejarah ini memang cukup jauh dari Ibu Kota Langara, sekitar 30 Km. Tetapi tentu, keindahan sejarah yang ditinggalkannya mampu membayar hal tersebut.

Danau Wungkolo

Desa Wungkolo, Kecamatan Wawonii Selatan merupakan wilayah yang diselimuti para pencari rotan sekaligus beragam objek wisata. Puncak gunung, permandian air panas, air terjun hingga danau. Sehingga seringkali, tempat ini disebut sebagai surga para wisatawan. Danau Wungkolo sendiri termasuk ke Jenis Wisata Petualang, yang berarti medannya berupa menyusuri, mendaki dan sebagainya. Konon, penamaan “Wungkolo” terilhami dari keidentikan “Burung Kololo”. Burung ini diyakini menjadi hewan pertama yang tampak ketika moyang masyarakat setempat menginjakkan kaki untuk kali pertama di tepi pantai selatan Wawonii. Diyakini pula bahwa nenek moyang mereka berasal dari Buton Utara dengan misi pencarian rotan. Lalu beranak pinak, menjadi komunitas hingga membentuk satu wilayah baru dengan nama Desa Kololo.

Hutan Mangrove

Potensi ekonomi Pulau Wawonii memang tak bisa dipandang sebelah mata. Daerah ini patut diberi apresiasi lebih oleh banyak kalangan, terutama di sektor wisata, salah satunya adalah Hutan Mangrove yang terletak di Desa Watu Ondo, Kecamatan Wawonii Timur Laut.
Hutan Mangrove ini diperkirakan memiliki luas 1 juta m2. Di sejumlah titik telah tersedia beberapa unit Gazebo dan tracking mangrove, tentu dengan tujuan mempermudah wisatawan memperoleh kenikmatan dalam menyusuri aroma Hutan Mangrove. Objek wisata ini dapat dijangkau dengan roda dua dan empat.  Diperkirakan memakan waktu tempuh selama 1 jam dari Kota Langara, atau sejauh 48 Km.

Wisata Air Panas Wungkolo

Wisata Air Panas di Desa Wungkolo, Kecamatan Wawonii Selatan, Sulawesi Tenggara merupakan objek wisata yang memiliki potensi ekonomi berlebih, seandainya diberi perhatian khusus. Wisata ini menarik sebab ketenangan air dan kemurniannya masih begitu natural. Menyatu dengan alam. Aroma belerang dan hawa panas aktif menyeruak. Untuk mengakses objek wisata ini mesti dipandu warga setempat, sebab lokasinya memang teramat “tersembunyi”, terutama memang karena berada di tengah-tengah hutan. Namun, perjalanan akan terasa menggiurkan karena hutan di mana Wisata Air Panas ini berada, itu persis di tengah-tengah Pulau Wawonii, yang artinya lingkar Pulau Kelapa akan terlihat.

Pantai Kampa

Objek wisata Pantai Kampa membentang di sepanjang bibir pantai Pulau Wawonii dengan pasir yang putih, barisan pohon kelapa yang menjulang, tebing batuan kars yang kokoh, serta air laut yang demikian biru. Keelokan wisata pantai satu ini memang tak mendua, dan keelokan itu lekas paripurna ketika menikmati senja yang tenggelam. Salah satu yang juga menarik dari pantai ini adalah kandungan air lautnya yang diakui banyak orang tidak membuat tubuh gerah, pun terasa bergetah, layaknya berendam di air tawar belaka. Pantai Kampa terletak di Desa Wawobili, Kecamatan Wawonii Barat, Sulawesi Tenggara. Terdapat setidaknya dua akses untuk menuju lokasi wisata ini. Pertama, menggunakan jalur darat dengan waktu tempu selama 15 hingga 20 menit dari Kota Langara. Akses kedua menggunakan perahu nelayan, dengan waktu tempuh selama 10 hingga 20 menit.

Pantai Tengkera

Pantai Tengkera sering disebut juga wisata Pasir Putih. Wisata ini terletak di Nambo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Sulawesi Tenggara. Selain dominasi pasir putih, wisatawan akan disuguhkan pula dengan barisan tebing cadas, batu belah, deretan pohon kelapa hingga terumbu karang yang melimpah. 
Jarak dari Ibu Kota Konawe Kepulauan, Langara, menuju desa tempat kawasan wisata ini berada diperkirakan 80 Km dengan waktu tempuh selama 1.5 hingga 2 jam. Sedang, akses menuju objek wisata mesti ditempuh berjalan kaki kurang lebih 700 meter, menyisir hutan dari jalan poros lingkar Pulau Wawonii. Sebelum tiba di Pantai Tengkera, batu terbelah yang berada di sekitar kawasan pantai mengambil peran sebagai penyambut para petualang, seakan menjadi pintu gerbang yang dibangun oleh alam semesta: tanpa campur tangan manusia.

Pantai Melantono

Pulau Wawonii memang tak berlebihan jika dianggap sebagai ibu dari segala objek wisata di Sulawesi Tenggara. Indah, misterius dan tak ada dua, sebagaimana dengan salah satu objek wisatanya di Desa Wunse Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara: Pantai Melonton.
Pantai ini memiliki daya tarik tersendiri daripada yang lain, terutama dengan hamparan karang dan tanjung sepanjang pantai, serta batu-batu besar yang membentuk pulau-pulau kecil. Belum lagi dengan pemandangan gelombang ombak yang saling menggulung satu dengan yang lain secara teratur, sungguh memperpanjang deret-deret kekaguman belaka. Sayangnya, objek wisata ini masihlah jauh dari perhatian. Masih perlu benar memberi hiasan artifisial di sana-sini untuk menyempurnakan keindahan yang telah ada.

Pantai Baku-Baku

Pantai Baku-Baku disebut juga Tanjung Baku-Baku. Objek wisata ini berlokasi di Desa Baku-Baku, Kecamatan Wawonii Selatan. Wilayah permandian pantai diperkirakan sepanjang 1 Km dengan hamparan pasir pantai sebagaimana umumnya. Kondisi lingkungan yang masih terjaga dan laut tenang dengan deburan ombak-ombak kecil menjadikan tempat ini menjadi pilihan untuk melepas penat.  Pemandangan pantai yang syahdu, tentu mampu menjadi obat penenang jiwa, terutama rasa lelah selama perjalanan menuju ke tempat wisata ini.  

Pantai Polara

Di Desa Polara, Kecamatan Wawonii Tenggara, Sulawesi Tenggara, Pantai Polara menjadi pantai dengan bentangan pasir terpanjang, dan dengan tekstur pasir yang demikian kecoklatan. Pohon-pohon kelapa yang berjejer sepanjang pantai, pecahan ombak-ombak kecil yang menggulung (namun pada musim Timur, ketinggian ombak bisa mencapai 3 meter) menambah kesan tenang objek wisata ini. Pantai ini pun menjadi tempat yang tepat untuk menyaksikan mentari menyingsing, sebab kemiringan pantai cukup landai. Pantai Polara berada tak jauh dari pusat Kota Langara, yang berarti akses menuju lokasi pantai ini tidaklah begitu sulit. Hanya saja, wisata pantai ini belum begitu diminati. Fasilitas penunjang yang masih minim merupakan salah satu penyebabnya.

Pantai Sinaulu

Terletak di Desa Sinaulu Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Sulawesi Tenggara, Pantai Sinaulu menjadi salah satu andalan wisata pantai di Kepulauan Wawonii. Satu hal yang pasti terrekam dalam memori wisatawan adalah kebersihan pantai ini betul-betul terjaga, memberi kesan yang elegan. Seperti kebanyakan pantai, pohon-pohon kelapa berderet rapi sepanjang pantai, sebagaimana memang Pulau Wawonii yang juga dijuluki sebagai Pulau Kelapa. Bentangan pantai ini cukup panjang dan memiliki warna kehitaman. Akses ke tempat ini tidaklah sulit, karena letaknya berada persis di seberang Jalan Poros Wawonii Tenggara, yang berarti pantai ini menjadi pemandangan menarik bagi para pengendara. Dari Kota Langara, waktu tempuh diperkirakan 1.5 Jam dengan kendaraan roda dua.

Pantai Pasir Putih

Pantai ini terletak di Desa Nambo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Sulawesi Tenggara. Seperti julukannya, dominasi pasir putih di pantai ini memang telah menjadi aspek pembeda dari suguhan wisata pantai lainnya. Meski begitu, batu belah, barisan tebing cadas, deretan pohon kelapa hingga kekayaan terumbu karang tetap menjadi sesuatu yang tak kalah menarik. Akses menuju objek wisata ini mesti ditempuh berjalan kaki kurang lebih 700 meter, menyisir hutan dari jalan poros lingkar Pulau Wawonii. Sedang, dari Ibu Kota Konawe Kepulauan, Langara, menuju pantai ini diperkirakan sejauh 80 Km dengan waktu tempuh selama 1.5 hingga 2 jam. 

Pantai Kelapa Kuning

Pantai Kelapa Kuning bukanlah sekadar nama. Pantai ini terbilang unik terutama karena kelapa yang berjejer sepanjang hampir 200 meter tersebut memiliki daun berwarna kuning. Ukurannya bahkan mungil, tingginya sekitar 50 Cm saja, sehingga daun-daun yang menjuntai kebawah nyaris menyentuh tanah. Dan dengan buahnya yang melimpah, menikmati udara pantai dengan es kelapa muda tentu saja menambah keharmonisan dengan alam. Secara spesifik, tak ada gelombang besar di pantai ini, sehingga objek wisata ini menjadi rekomendasi bagi segala usia. Wisatawan yang hendak membawa serta keluarga dan anak-anak bukanlah pilihan buruk memilih Pantai Kelapa Kuning sebagai pilihan utama. Pantai ini terletak di Desa Langara Bajo, Kecamatan Wawonii Barat. Waktu tempuh ke tempat ini pun tergolong mudah, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit dari Kota Langara.

Pantai Puuesa

Pantai Puuesa terletak di Desa Nambo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara. Pantai ini persis bersebelahan dengan Pantai Tengkera. Penamaan Pantai Puuesa sebetulnya diejawantahkan dari aktivitas anak tangga. Maksudnya, jika pengunjung hendak menuju tempat ini, mesti melalui anak tangga terlebih dulu. Jarak tempuh diperkirakan sejauh 41 Km, dengan pilihan kendaraan roda dua atau empat. Di musim tertentu, ombak pantai ini sangat cocok untuk aktivitas surfing; olahraga air yang memerlukan ketangkasan pula keberanian. Tak hanya itu, wisata pantai ini juga cocok bagi peminat panjat tebing, yang keberadaan tebing tersebut kokoh menjulang persis di bibir pantai.

Air Terjun Tumburano

Air Terjun Tumburano merupakan salah satu destinasi ternama di Kepulauan Wawonii. Persisnya di Desa Lansilowo, Kecamatan Wawonii Utara, Sulawesi Tenggara. Tumburano berasal dari dua kata, “Tumbu” dan “Rano,” yang berarti “Air Jatuh”. Air terjun ini mengalir persis di sebuah batu sedimen yang demikian besar dan kecoklatan, serta menyerupai salah satu atap rumah tradisional. Batuan hasil pelarutan berjuta tahun ini memiliki rongga di belakangnya, terlihat seperti gua yang menggantung. Fantastis. Ketinggian air terjun ini diperkirakan mencapai 80 meter, sehingga guyuran airnya mampu membentuk kolam di bawahnya dan kabut di sekitarnya, sebuah pertunjukan yang sungguh alami. Dengan ketinggian ini juga, Air Terjun Tumburano memiliki hingga 3 undakan besar dan bebepara undakan air terjun kecil. Tidak hanya menikmati air terjun belaka, destinasi wisata ini juga telah sering digunakan sebagai tempat Outbond, turun tebing misalnya. Untuk mengakses destinasi ini memerlukan waktu hingga 3 jam perjalanan menggunakan kapal Ferry dari Kota Kendari.

Air Terjun Latambaga

Air Terjun Latambaga berlokasi di Desa Pesue, Kecamatan Wawonii Tengah, Sulawesi Tenggara. Latambaga berangkat dari bahasa Wawonii, “La” yang berarti “Sungai”, dan “Tambaga” berarti “Tembaga”. Sungai Tembaga, sekalipun sebenarnya belum ada penelitian ilmiah tentang hal ini. Air terjun ini jatuh dari ketinggian sekitar 43 meter, deruh airnya menambah kesan alam yang demikian eksotis. Meski begitu, untuk sampai ke tempat ini, masih perlu benar stamina yang matang, tak lain karena akses yang masih belum begitu memadai di sana-sini.

Air Terjun Tekonea

Air Terjun Tekonea merupakan yang terkecil di antara yang lainnya. Namun, air terjun ini merupakan produk alam semesta yang juga tidak kalah menarik. Air terjun ini mungil, pula ramping. Airnya mengalir dari bawah rerimbun pohon kelapa. Airnya jernih, dingin, dan tak berlumut. Objek wisata satu ini berlokasi di Desa Tekonea, Kecamatan Wawonii Timur. Uniknya, air terjun ini terhubung langsung dengan salah satu wisata pantai dengan pasir putih yang memikat, jaraknya sekitar 400 meter, dan amat mudah diakses karena berada di seberang jalan utama.

Air Terjun Kopea

Air Terjun Kopea berlokasi jauh di pedalaman hutan Desa Lawey, Kecamatan Wawonii, Sulawesi Tenggara, yang berarti memerlukan stamina yang luar biasa besar, sebab mesti melalui medan berbatu dengan kemiringan jalur yang cukup menantang. Dan jarak tempuh diperkirakan sejauh 7 Km. 
Namun, sebab keberadannya jauh di pedalaman hutan, keberadaannya justru masih begitu alami, terutama dengan kicauan burung-burung yang saling bersahutan beserta dengungan serangga-serangga hutan. Ketinggian air terjun ini diperkirakan sekitar 35 meter. Untuk menuju Desa Lawey, jarak tempuh diperkirakan sejauh 33 km, dengan waktu tempuh 45 menit hingga 1 jam dari Kota L
angara.

Air Terjun Ringkulele

Air Terjun Ringkulele terletak di Desa Lantuna, Kecamatan Wawonii Barat. Air terjun ini terletak kurang lebih 1,5 Km dari pusat Kota Langara yang dapat ditempuh melalui jalur darat. Setelah itu berjalan kaki sekitar 100 meter lebih.
Kesan alami air terjun tentu segera membekas bagi pengunjung, terutama dengan hidangan panorama alam yang memang tak mendua. Ciri khas air terjun ini ialah memiliki undakan, dan mengalir di antara batang-batang pohon yang tumbuh di sekitarnya.