Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dihantam Badai, Empat Pendaki Sultra Memilih untuk Tidak ke Puncak

Jelajahsultra.com - Empat pendaki memilih untuk tidak sampai puncak gunung latimojong yang tingginya 3.478 mdpl karena cuaca ekstrem, Senin (12/4).

Empat pemuda pendaki asal sulawesi tenggara (Sultra) ini mengaku tidak sampai ke puncak latimojong dan hanya sampai di pos tujuh.

"Cuaca pada saat kami di pos tujuh, sangat berkabut dan hujan lebat, jadi saya dan teman lainnya bersepakat untuk tidak melanjutkan pendakian dengan alasan keselamatan," ujar Irawan, Ketua Tim Pendakian.

Merasa konsisi fisik masih memungkinkan, tim pendaki sultra memutuskan untuk mencoba kembali pendakian ke puncak dihari berikutnya, namun sampai hari ke tiga upaya ke puncak, cuaca masih tidak memungkinkan.

"Tiga hari kami coba untuk ke puncak, tapi cuaca semakin parah dari hari-hari sebelumnya dan banyak pendaki dari daerah Kalimantan, makasar dan enrekang, tidak ada juga yang berhasil sampai puncak," tambah Irawan.

Sebelumnya, tim pendaki sultra berangkat dari kendari pada sabtu tanggal 3 april 2021 dan mulai melakukan pendakian pada hari minggu dari jalur desa karangan kabupaten enrekang.

Empat pendaki sultra yang melakukan pendakian di gunung latimojong, merupakan simulasi latihan awal untuk tahapan seleksi atlit dari panitia Sultra Seven Summit Expedition dalam misi pendakian gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika dalam tahun ini.

"Sekarang kami masih benahi administrasi dan intens berkoordinasi dengan agen tour di jakarta sambil menyelesaikan tahapan seleksi atlit," ungkap Andi Almu Yasir, Ketua Panitia Sultra Sultra Seven Summit.

Andi Almu juga mengatakan, empat pendaki ini adalah perwakilan empat daerah di sultra yang mewakili para pemuda dan sementara sedang diseleksi.

Mereka adalah Irawan Abdul Kadir sebagai ketua tim berasal dari Kota Kendari. La Ode Arif Mepdi  dari Buton Utara (Butur), Wawan dari Konawe dan Hasrudin dari Wakatobi.

Sultra Seven Summit Expedition Pendakian Pemuda Sultra untuk Bangsa akan menjadi kendaraan bagi para pemuda sultra dalam menggembangkan minat dan bakatnya mendaki gunung di tujuh benua.